Wednesday 17 April 2013

Bagaimana cara melihat saham yang bagus untuk dibeli?

Ada saham yang price to book value (PBV)-nya sudah murah tapi harganya tidak naik naik, ada saham yang PBV-nya sudah tinggi tapi harganya masih naik terus. Bagaimana cara melihat saham yang bagus untuk dibeli?

Memang menarik untuk melihat sejumlah fenomena terkait pergerakan saham; seperti PBV (atau PER) yang rendah menandakan saham sudah murah, tapi kenapa harga saham nya tidak naik naik.

Investment thesis yang umum adalah pergerakan harga saham berbanding lurus dengan kinerja perusahaan tersebut. Jika kinerja perusahaan bagus (laba tinggi) biasa harga sahamnya naik. Dan sebaliknya, jika kinerja memburuk (laba rendah atau bahkan rugi) biasanya harga saham turun. Itu berdasarkan textbook. Namun dalam praktek sehari hari, dimana sering terjadi disparitas antara teori dan praktek di lapangan, kondisi tidak 100% seperti diatas.


Secara umum harga saham biasa bergerak akibat adanya demand dan supply. Jika permintaan tinggi (pembeli lebih banyak dari penjual) harga saham memiliki kecenderungan naik. Dan jika supply tinggi (penjual lebih banyak dari pembeli) maka biasa harga saham turun. Demand dan supply sendiri dipengaruhi oleh HARAPAN akan kinerja keuangan perusahaan. Jika investor memproyeksi kinerja sebuah perusahaan akan bagus, maka permintaan atas saham tersebut akan tinggi yang menyebabkan harga saham naik. Dan sebaliknya, jika kinerja diproyeksikan turun, maka investor akan menjual saham tersebut yang menyebabkan harga turun.


Pergerakan harga saham dipengaruhi oleh besarnya demand dan supply, dimana demand dan supply ini dipengaruhi oleh harapan atas kinerja keuangan perusahaan tersebut. Sehingga bisa saja terjadi sebuah saham memiliki PBV rendah namun harga nya tidak naik karena kemungkinan investor memiliki harapan di masa depan kinerja keuangan perusahaan tersebut tidak sebaik masa lalu. Atau kemungkinan kedua masih sedikit investor yang sadar bahwa saham tersebut saat ini memiliki PBV rendah.


Kita harus dapat membedakan yang mana “saham murah” dan mana “saham murahan”. Saham murah dapat diartikan sudah undervalued (PBV, PER rendah) dan memiliki prospek keuangan masa depan yang bagus (laba tinggi). Sedangkan saham murahan dapat diartikan memiliki PBV atau PER rendah karena memang masa depannya kurang cerah.

Beli saham murah, jangan saham murahan.

No comments:

Post a Comment